Kamis, 23 Juli 2015

Ringkasan Mata Kuliah Tingkahlaku Manusia



 A.   Pengertian Dasar
1.      Tingkahlaku Manusia
a.       Perilaku conduct
Perilaku ini lebih dominan adalah faktor lingkungan,karena tuntutan  kemajuan dan perubahan. Dalam kamus istilah manajemen mengemukakan (1994) tingkahlaku adalah tindak-tanduk seseorang menurut pengamatan lingkungannya (conduct) pendapat ini mengarahkan bila tingkahlaku berubah karena lingkungan.
b.      Perilaku patten
Perilaku atau tingkahlaku itu diwujudkan  oleh orang Dewasa normal dalam empat macam yaitu : sikap,ucapan,tindakan dan awal perbuatan yang berpola ,karena itu disebut juga pola sikap,pola ucap,pola tindakan  dan pola awal perbuatan.
Berdasarkan pendapat tersebut jelas bahwa perilaku atau tingkahlaku  manusia dapat disebut berpola (patten) adalah hasil pengalaman orang dewasa ,bersifat berubah atau conduct,adaptive atau mall adaptive normal atau tidak normal (menyimpang) yang relative menetap. 
2.      Lingkungan Sosial
Lingkungan social,termasuk semua yang ada di sekitar manusia,disekitar seseorang atau disekitar suatu kelompok. Lingkungan social ini dapat berbentuk perorangan, maupun dalam bentuk kelompok. Keluarga ,teman sepermainan,tetangga,warga desa,warga kota,bangsa dan seterusnya,termasuk lingkungan social bagi seseorang atau suatu kelompok.
3.      Tiingkahlaku manusia dan Lingkungan Sosial
Berdasarkan pendapat diatas tingkahlaku manusia dan lingkungan social menunjukkan bahwa manusia bertingkahlaku  dibentuk oleh  lingkungannya disebut determinan ekologi/social, selanjudnya hasil bentukan lingkungan tersebut mengarahkan pembentukan kepribadian  manusia dengan lingkungan saling menunjang dan saling mempengaruhi (kebaikan dan keburukan)
B.     Adaptabilitas
Adaptabilitas ,kemampuan untuk beradaptasi ,merupakan kunci  kemampuan bertahan dari semua species tumbuh-tumbuhan dan hewan,termasuk manusia. Darwin (dalam ilmu biologi) mengamati bahwa species yang mampu bertahan adalah yang mampu beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam lingkungan mereka.
C.     Karakteristik-karakteristik yang dipakai sebagai dasar dari model tahapan adaptabilitas kesehatan jiwa adalah ini adalah:
1)      Ketegangan
Ketegangan menunjuk paada derajat dan pengaruh kecemasan.  Terjadinya kecemasan atau ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dapat dihindarkan bahkan perlu. Apa yang abnormal adalah derajat ketegangan yang begitu dalam sehingga seseorang  sama sekali tidak dapat berprestasi. Karena penyebab dari keteganganmerupakan komponen integral dalam mengevaluasi aspek positif dan negative dari ketegangan sebagai ukuran adaptabilitas.
2)      Suasana hati
Suasana hati adalah bagaimana seseorang merasa, setiap orang mengalami suasana hati yang berlainan pada waktu-waktu yang berlainan. Ada suasana hati kegembiraan,kesedihan,optimism,pesimisme atau “mati rasa” (numb). Ada suasana hati yang menyenangkan dan ada suasana hati yang menjengkelkan.
Dalam mengevaluasi suasana hati,paling baik adalah menilai dengan membandingan pengalaman emosi yang pernah kita alami sendiri dan tidak melalui perbandingan dengan citra stereopitik mengenai kegembiraan dan kesedihan seperti yang ditampilkan  dilayar televisi.
Yang abnormal adalah bila peristiwa-peristiwa semacam ini menciptakan suasana hati depresi yang berlangsung berhari-hari,bahkan berminggu-minggu,dan yang tidak lagi sesuai dengan pengalaman-pengalaman positif yang dialami setelah kekecewaan tersebut.
3)      Pikiran
Kategori tingkahlaku dari pikiran menunjuk kepada apa yang dipikirkan seseorang. Ada berbagai cara untuk mengklasifikasikan tingkahlaku berpikir,termasuk gagasan tentang pikiran dewasa dibandingkan dengan pikiran regresif,yang sesuai dengan yang tidak sesuai,yang terus – menerus dan yang periodic.
Pikiran –pikiran regresif terutama menunjuk pada fantasi tentang situasi-situasi masa lalu yang tidak ada hubungan dengan situasi sekarang. Pikiran – pikiran dewasa adalah pikiran yang berhubungan  dengan diri sendiri dan dunia seperti apa adanya dan menghubungkan pikiran-pikiran ini dengan tindakan positif.
Suatu tanda bahaya yang menunjukan menurunnya jalan pikiran tampak bila pikiran-pikiran tidak lagi berhubungan dengan kejadiankongkret dan tidak mengarah padza tindakan.
4)      Aktivitas
Aktivitas adalah apa yang diminati dan dikerjakan seseorang. Aktivitas mencakup kerja,bermain,hobi dan setiap tugas atau proyek yang mencakup baik pemikiran maupun tubuh. Macam dan hakikat aktivitas yang dikerjakan berhubungan dengan taraf energy yang dimiliki. Bila taraf energy rendah,boleh dikatakan tidak mungkin melakukakan aktivitas-aktivitas baru dan mungkin merasakan kelelahan atau kepenatan daripada antusiasme atau merasa puas dengan penggunaan energy pada akhir aktivitas.
5)      Organisasi/pengendalian
Inti dari organisasi/pengendalian  adalah disiplin diri. Hal ini menunjuk kepada kemampuan dan kebebasan untuk merencanakan dan melaksanakan apa yang ingin dilakukan seseorang. Organisasi /pengendalian tingkahlaku memberikan pengaruh baik dalam hal kerja maupun dalam bermain,dan termanifestasikan dalam berbagai cara. Indikasi yang paling umum adalah bagaimana kita mengorganisasikan aktivitas-aktivitas utama dalam kehidupan kita.
6)      Interpersonal
Karakteristik Interpersonal menunjuk kepada gaya dan stabilitas hubungan dengan orang tua,sejawat,teman kerja,tetangga,teman dan orang lain.
Beberapa bidang penting untuk diperhatikan sehubungan dengan tingkahlaku interpersonal adalah apakah kita suka mendendam atau melaksanakan hubungan dalam garis-garis ketergantungan yang kaku atau berdasarkan manipulasi.
7)      Keadaan jasmani
Tingkahlaku fisik barangkali yang paling dilupakan orang dalam menilai kesehatan jiwa mereka. Riset menunjukkan bahwa banyak penyakit jiwa erat hubungannya dengan gejala-gejala fisik. Telah ditunjukkan bahwa tekanan jiwa mengubah produksi hormon dan zat-zat kimia dalam tubuh,yang menyebabkan berbagai macam gejala.

Setiap karakteristik menunjuk pada suatu bidang tingkahlaku yang pasti,yang dapat diamati dan mempunyai ciri-ciri tersendiri.

Kelima tahapan adaptabilitas yang dikelompokkan oleh Dr.Powell:
                               I.            Adaptabilitas Normal
Adalah sulit membuat definisi mengenai tingkahlaku yang normal. Dari sudut pandang ilmiah,tidak ada perilaku yang dapat disebut sebagai tingkahlaku normal. Kenormalan demikian terpaut dengan nilai-nilai budaya sehingga tidak mungkin dibuat dibuat suatu definisi lintas budaya yang obyektif (universal,atau komparatif,yang memotong perbedaan-perbedaan antarbudaya).

                            II.            Tingkahlaku pengatur keadaan luar biasa (darurat)
Adaptabilitas normal sering dianggap seolah-olah merupakan adaptabilitas ideal,yang dicari semua orang tetapi dicapai sekeluimt orang. Sampai taraf tertentu hal ini memang benar. Tidak ada seorangpun penyesuaiannya sempurnag. Tidak ada yang bisa disebut sebagai orang yang normal sempurnah. Kita semua punya keanehan-keanehan dan masalah-masalah. Adalah mungkin untuk menyimpang dari tingkahlalku yang dianggap normal dan masih tetap  termasuk didalam kategori umum dari kenormalan.
                         III.            Gaya penanggulangan nerotik
Tingkahlaku tahap tiga adalah tingkahlaku darurat tanpa adanya keadaan darurat.anda terus-menerus merasa di bawah tekanan,tak peduli bagaimana realitas eksternal sebenanrnya. Anda mengalami masalah penting dalam sedikitnya satu bidang tingkahlaku (pekerjaan,bemain,atau cinta) dan merasa perlu untuk mengorganisasikan kembali khasanah tingkahlaku untuk mengurangi tegangan. Kebebasan tindakan anda menjadi terbatas dan anda mendapati bahwa banyak kesenangan hidup disisihkan karena takut memasukkan diri sendiri kedalam suatu situasi yang tidak dapat ditanggulangi. Namun anda masih mampu menggunakan kekuatan mental dan pribadi ketrampilan,minat,teman untu menanggulangi persoalan-persoalan.
D.    Perilaku menyimpang
Yang dimaksud dengan perilaku menyimpang itu adalah perilaku dari para warga masyarakat yang dianggap tidak sesuai degan kebiasaan,tata aturan atau norma social yang berlaku.
a)      Ilmu yang mempelajari tentang perilaku menyimpang
Dalam ilmu social,selain sosiologi,disiplin ilmu yang mempelajari tentang perilaku menyimpang diantaranya adalah psikologi. Bidang ilmu tersebut mempelajari tingkahlaku  atau perilaku seseorang sebagaimana ai merespon pengaruh-pengaruh social yang berada disekelilingnya. Psikologi lebih menekankan pada proses-proses yang terjadi secara individual,tetapi dipengaruhi oleh variable-variabel social. Misalnya ,dalam berinteraksi perilaku individu dipengaruhi oleh faktor-faktor social seperti : imitasi,sugesti,identifikasi,dan simpati.
b)      Perilaku yang digolongkan sebagai menyimpang
Secara umum yang di golongkan perilaku menyimpang antara lain adalah :
ü  Tindakan yang nonconform,yaitu perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai atau norma-norma yang ada.
ü  Tindakan yang antisocial atau asocial,yaitu tindakan yang melawan kebiasaan masyarakat atau kepentingan umum.
ü  Tindakan-tindakan criminal,yaitu tindakan yang nyata-nyata telah melanggar aturan hukum tertulis dan mengancam jiwa atau keselamatan orang lain.
c)      Relativitas perilaku menyimpang
Definisi tenang perilaku menyimpang dengan demikian bersifat relative,tergantung dari masyarakat yang mendefinisikannya,nilai-nilai budaya dari suatu masyarakat,dan masa,zaman,atau kurun waktu tertentu.
d)     Menjadi penyimpang
Rangkaian pengalaman atau karier menyimpang seseorang dimulai dari penyimpangan-penyimpangan kecil yang mungkin tidak disadarinya. Jenis penyimpangan semacam ini disebut dengan primary deviance (penyimpangan primer). Penyimpangan jenis ini dialami oleh seseorang manakala ia belum memiliki konsep sebagai penyimpang atau tidak menyadari jika perilakunya menyimpang.
Penyimpangan yang lebih berat akan terjadi bila seseorang sudah sampai pada tahap secondary deviance (penyimpangan sekunder). Yaitu suatu tindakan menyimpang itu mendapat penguatan yang berkembang ketika perilaku si penyimpang itu mendapat pengutan (reinforcement) melalui keterlibatannya dengan orang atau kelompok yang juga menyimpang.
e)      Subkultur menyimpang
Perilaku menyimpang tidak saja dilakukan secara perorangan,tetapi tidak jarang juga dilakukan secara berkelompok. Penyimpangan yang dilakukan oleh kelompok disebut dengan subkultur menyimpang.
Subkultur adalah sekumpulan norma,nilai,kepercayaan,kebiasaan,atau gaya hidup yang bebeda dari kultur dominan.
f)       Teori perilaku menyimpang yang bersperspektif sosiologi
Secara umum ada dua tipe penjelasan dalam perspektif sosiologi tentang penyimpangan,yaitu secara structural dan prosesual. Pada penjelasan yang bersifat structural ada sejumlah asumsi yang mendasarinya pertama,penyimpangan dihubungkan dengan kondisi-kondisi structural tertentu dalam masyarakat. Kedua ,menjelaskan penyimpangan sebagai suatu proses epidemiologi,yaitu suatu kondisi dimana distribusi atau penyebaran penyimpangan dapat terjadi dalam waktu dan tempat tertentu,atau dari satu kelompok ke kelompok lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar